Jumat, 13 Mei 2011

HORE...... UNAS SUDAH BERAKHIR

Alhamdulillah, UNAS SD sudah selesai, anak-anak seolah merasa bebas dari belenggu kesibukan selama setahun untuk mempersiapkan menjadi yang terbaik. 
Terbaik? yah..... terbaik dari segalanya.  Kepandaian, kejujuran, semangat dan motivasinya.  Seorang anak yang dituntut untuk mendapat nilai terbaik akan berusaha untuk belajar dengan sungguh-sungguh.  Apalagi jika kita menekankan pada kejujuran dan percaya kemampuan diri sendiri.  UNAS memang bukan segala-galanya tapi apa salahnya jika dari UNAS tersebut kita mengajarkan pengalaman hidup dari banyak hal.  Kompetisi hidup bisa dikenalkan dengan cara berkompetisi lewat pelajaran UNAS.  Kejujuran bisa dikenalkan lewat pengenalan aturan dilarang mencontek.  Menghargai orang lain juga bisa dikenalkan lewat pengakuan dan sikap sportif terhadap kemampuan siswa lain. Siapa bilang UNAS tidak penting?
Nah...sebagai guru yang baik, tanggungjawab UNAS harusnya bukan hanya dipundak guru kelas 6 saja memang.  Semua guru yang mengajar dari kelas 1 - 6 mempunyai kontribusi yang besar juga dalam menanamkan keberhasilan anak didik di UNAS mereka.
Persiapan menumbuhkan keberanian untuk menghadapi UNAS di kelas 5.
BRAVO UNAS

Jumat, 06 Mei 2011

TUTOR SEBAYA, BISAKAH?

Apa tutor sebaya itu? Tutor sebaya adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengalaman belajar dari teman sebaya/teman sekelas.  Model pembelajaran ini dapat membantu seorang guru untuk menguatkan materi yang diberikan dengan mengajak siswa-siswa yang mempunyai kemampuan lebih untuk memberikan bantuan kepada teman sekelas yang masih membutuhkan bantuan dengan cara menyelesaikan permasalahan pada suatu materi secara bersama-sama.
Pada pelajaran matematika, tutor sebaya dapat diberikan kepada siswa ketika seorang guru telah memberikan suatu konsep, kemudian ingin menguatkan konsep tersebut secara kuat kepada seluruh siswa.  tetapi karena tidak semua anak dapat langsung memahami model pengarahan/ceramah dari guru, maka dalam realitasnya, ada beberapa siswa yang masih belum mengerti.  Nah, disinilah model tutor sebaya dapat diterapkan. Siswa yang pandai dapat menyumbangkan ilmunya kepada temannya, dan temannya yang belum mengerti menjadi lebih kuat dengan model pengarahan dari temannya.
 Siapa tak kenal Kenji kelas 5B? Dia adalah anak yang termasuk pandai di bidang matematika, bahkan untuk beberapa lomba matematika di luar kelas, Kenji termasuk siswa yang diikutkan.  Tetapi ternyata di dalam kelas, dia tidak menjadi sombong karena kemampuannya.  Dengan metode tutor sebaya ini, Kenji bersedia dipasangkan dengan siapa saja untuk saling berbagi pengetahuan.  Lihat saja, Dorik pun begitu serius mendengarkan penjelasan Kenji tentang simetri putar bangun segitiga siku-siku.  Dan ini tidak hanya terjadi sekali saja.  Dalam beberapa materi pelajaran matematika, metode tutor sebaya ini sering juga diterapkan dengan tujuan, bisa memantapkan pemahaman anak yang belum kuat, namun mereka malu untuk bertanya di depan kelas.
Semoga saling berbagi ini juga bagian dari pembentukan karakter siswa dalam pendidikan kita.  Apalah arti ilmu yang banyak, jika kita tidak mampu memberikan manfaat dari ilmu yang kita miliki kepada sesama manusia, bahkan kepada alam semesta ini.  Bravo, AL USWAH.

Kamis, 05 Mei 2011

DO'A ADIK KELAS UNTUKKESUKSESAN UASBN

Mau sukses UASBN? ini bisa dicontoh, beberapa siswa kelas 6 SDIT Al Uswah, hari Jum'at 6 Mei 2011 masuk ke kelas di bawahnya.  Kebetulan karena saya mengajar di kelas 5B maka yang menjadi perhatian saya adalah kehadiran beberapa siswa putra kelas 6 yang meminta ijin untuk masuk kelas.
Setelah memberi salam, mereka (Wafa, Naufal dan Rizky) meminta kepada adik kelas 5B agar bersedia memohonkan do'a kepada Allah agar mereka semua yang di kelas 6 sukses menjalani UASBN pada tgl 10 -12 Mei 2011.
Setelah meminta do'a maka kakak kelas memberikan bingkisan kepada adik kelas berupa snak camilan, mungkin dengan harapan, manakala kita bersedekah,maka kita juga akan dimudahkan oleh Allah segala urusan , amiin
Saya begitu terharu melihat usaha mereka, ya Allah, sukseskanlah UASBN mereka, berikanlah hasil yang terbaik buat mereka semua.  Begitu besar usaha yang mereka keluarkan.  Dan itulah usaha yang terbaik buat mereka.
Sudah, nak. Saya yakin, dengan usahamu sekarang, waktu tinggal beberapa hari lagi.  Semoga engkau diberi ketenangan dan percaya diri yang tinggi, sehingga engkau menghadapinya dengan senyuman mengembang karena yakin akan berusaha bersama Allah.

CELOTEH ANAK DI PAGI HARI

Apa yang disenandungkan anak-anak di pagi hari? Kalau ingat masa lalu, kira-kira , kalau pagi, apa ya yang kita senandungkan ketika kita masih kecil dulu?
Ternyata inilah yang dilakukan anak-anak kita di SDIT Al Uswah di pagi hari, mereka menyenandungkan al-qur'an sebelum menerima pelajaran yang lain.  Hati harus lembut dan tunduk dulu pada aturan-aturan Allah di dalam al-qur'an.
Kelompok putrinya pun tidak kalah semangat dengan anak putra, walau tempat di teras kelas, tetapi semangat juang untuk menghafal pun tidak kalah dengan yang di dalam kelas.

Setelah menghafal beberapa ayat surat di juz 29, merekapun menyetorkan hafalan kepada pendampingnya (Ustadz/Ustadzah) secara individu. Sebelum setoran, siswa diajak murojaah beberapa ayat pada surat tertentu ang sudah dihafal siswa, sambil membetulkan tajwid dan bacaan siswa secara klasikal. Saat setoran, pendamping membetulkan makhroj dan tajwid siswa secara lebih khusus lagi.

Subhanallah, seperti apakah permata dunia yang kita harapkan? maka sebesar itulah usaha yang harus kita berikan untuk menumbuhkan generasi robbani, generasi dambaan umat, untuk menyejukkan dunia dengan akhlaqul karimah.  Seorang anak ibarat sebuah kertas putih yang akan menjadi tumpuan harapan bagi orang yang akan mengisinya dengan berbagai harapan dan cita-cita masa depan.  Akankah orang tua dan lingkungannya akan memberikan gambaran dan tulisan terbaik pada kertas tersebut atau justru menyia-nyiakannya hingga pada suatu masa, kita menyesal telah merusaknya.
Maka lihatlah, generasi di atas, semoga anak-anak kita dengan modal dekat kepada al-qur'an menjadikan mereka sebagai generasi yang mendobrak dunia dengan kesholihannya, amin

Rabu, 04 Mei 2011

MODALITAS BELAJAR

MODALITAS BELAJAR
(Cara tercepat otak untuk menyerap informasi)

V I S U A L
 (Belajar dengan cara Melihat)

Ciri visual
·        Rapi dan Teratur
·        Berbicara dengan cepat
·        Teliti terhadap detail
·        Mementingkan penampilan
·        Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
·        Mengingat dengan asosiasi visual
·        Biasanya tidak terganggu dengan keributan
·        Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal, kecuali ditulis, sering  minta bantuan orang lain untuk mengulanginya
·        Pembaca cepat dan tekun
·        Mencoret-coret ketika bicara di telpon;
·        Biasanya berbicara dengan cepat (alias cerewet)
·        Lebih suka melihat peta daripada mendengarkan penjelasan
·        Membutuhkan tujuan dan pandangan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau kegiatan
·        Mencoret - coret tanpa arti selama berbicara di telpon atau ketika mengikuti pelajaran
·        Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “Ya” atau “Tidak”
·        Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
·        Lebih suka seni daripada musik
·        Seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai memilih kata-kata
·        Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan










AUDITORIAL
(Belajar dengan cara mendengar)




Ciri Auditorial
§  Berbicara pada diri sendiri ketika bekerja
§  Mudah terganggu oleh keributan
§  Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan ketika membaca
§  Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
§  Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara
§  Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
§  Berbicara dalam irama yang terpola
§  Biasanya pembicara yang fasih
§  Lebih suka musik daripada seni
§  Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
§  Suka berbicara
§  Suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
§  Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
§  Lebih suka gurauan  lisan daripada membaca komik

KINESTETIK
(Belajar dengan bergerak dan menyentuh)

Ciri Kinestetik
§  Menanggapi perhatian fisik
§  Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka
§  Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
§  Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
§  Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar.
§  Belajar melalui manipulasi dan praktek.
§  Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
§  Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
§  Banyak menggunakan isyarat tubuh.
§  Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
§  Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu.
§  Mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
§  Memiliki tulisan yang jelek.
§  Ingin melakukan segala sesuatu.
§  Menyukai permainan yang menyibukkan.

MODEL BELAJAR ANAK

Anak-anak kita mempunyai beberapa cara dalam belajar, dalam dunia pendidikan dikenal dengan 3 cara yaitu model Visual, Audio dan Kinestetis yang disingkat VAK.  Pada umumnya ketiga-tiganya hampir dimiliki oleh setiap anak, tetapi model belajar manakah yang lebih dominan mereka bisa menerima ilmu lebih optimal, itu yang perlu kita ketahui agar anak-anak kita bisa nikmat belajar dan ilmu ang diserap juga semakin banyak.  Mengapa? karena jika seorang anak dipaksa untuk belajar secara visual tetapi dia sendiri lebih bisa menyerap suatu ilmu dengan model Audio, maka akan membuat seorang anak menjadi susah untuk menyerap ilmu tersebut.  Contohnya ketika seorang guru mengajar pelajaran IPA materi struktur bumi secara Audio (banyak menerangkan) sementara ada beberapa anak yang bisa mengetahui struktur bumi kalau digambarkan (visual), maka anak yang visual tersebut tidak malah mengerti tetapi semakin bingung, demikian sebaliknya.
Bagaimanakah untuk mengetahui model belajar anak kita? C

Selasa, 03 Mei 2011

HARDIKNAS, (masih) PERLUKAH BAGI GURU?

Hardiknas sebagai Hari Pedidikan Nasional, sudahkah membuat guru menyadari tugasnya? Berapa banyak fasilitas yang mulai diluncurkann pemeritah untuk memanjakan guru, agar kualitas pendidka di negeri ini meningkat secara signifikan.  Mulai dari operasional sekolah hingga berbagai tunjangan kesejahteraan.  Selesaikah sampai disitu? Menjadi baikkah anak didik di sekolah? Menjadi meningkatkah kualitas guru di Indonesia? Inilah yang perlu kita renungkan bersama.
Kadang-kadang full fasilitas belum menjamin kualitas yang baik di sekolah, manakala kualitas gurunya juga belum optimal.  Mengoptimalkan guru, bukanlah satu-satunya cara hanya perbaikan kesejahteraan hidup.  Itu memang penting, tetapi yang harus diingat, semangat dan motivasi mengajar juga harus senantiasa full.
Keberhasilan pendidikan harusnya tidak hanya dilihat dari keberhasilan menghasilkan lulusan siswa terbaik nilainya (jika didapatnyapu dengan cara tidak jujur) atau dari di sekolah favorit mana siswa diterima setelah lulus (yang kadagkala, ortu harus berjibaku dengan saingan lain melalui cara resmi/les privat atau cara tidak resmi/joki) tetapi sesungguhnya kesuksesan pendidikan itu manakala seorang guru/sekolah mampu mencetak generasi-generasi yang integral kelulusannya (akhlaq, budi pekerti, life skill dan akademis).  Maka bagi orangtua yang merindukan pendidikan yang baik bagi anaknya, mestinya  tidak hanya melihat kesuksesan sebuah sekolah hanya melihat dari sisi akademis saja.
Bagaimana dengan guru? haruskah berlomba-lomba menjadi PNS dengan ragamnya fasilitas kemanjaan yang disodorkan oleh pemerintah? Mungkin itu menjanjikan, tetapi sesungguhnya dimanapun kita mengajar, maka hasil akhir kepuasan seorang guru adalah manakala melihat adanya keberhasilan siswa yang dididiknya. Keberhasilan yang bagaimana? tentunya yang menjadi harapan semua orangtua.
Maka, denga hardiknas, tidak harus dengan perayaan atau sanjungan kepada seseorang, tetapi ini sebagai sarana untuk introspeksi diri bagi seorang guru, bekerja keras , bersungguh-sungguh dan meluruskan niat  untuk mencetak kader bangsa yang integral baiknya(akhlaq, budi pekerti, life skill dan akademis).